Rabu, 10 Juni 2009

di 02.52 Label: Diposting oleh Dini Rahmadani

Betapa indah dan nikmatnya memiliki sebuah kebun di halaman rumah.
Aku cukup beruntung, karena di halaman rumahku terdapat sebuah kebun. Kebun itu tidak begitu luas sih, tapi cukup memiliki manfaat yang sangat besar bagi keluarga ku.

Di depan rumahku ada dua batang jambu biji dengan jenis yang berbeda. Pertama, jambu bijinya dengan ukuran buah yang besar, dengan daging buahnya berwarna putih. Dan jenis kedua, ukuran buahnya kecil, dengan daging buah berwarna merah. Kedua jenis jambu biji ini memiliki rasa yang khas. Menurut penelitian, jambu biji yang dagingnya berwarna merah ini, sangat bagus di konsumsi oleh orang yang terkena demam berdarah karena memiliki khasiat tuk menambah trombosit dalam darah. Kalo aku sih, suka keduanya, karena keduanya cukup enak…..

Selain itu, di pekarangan rumahku juga terdapat pohon mangga, rambutan, saus, pisang, ketela pohon, nenas dan lain…. Hmmmmmm cukup banyak juga ya….. tapi kamu jangan kaget dulu…masa sih, pohon sebanyak itu terdapat pada pekarangan yang kecil??
Pekarangan di rumah ku emang kecil, tapi karena pekarangan tiga rumah adik2 mama kita gabungin….. jadi luas deh…….makanya bisa ditanami pohon buah sebanyak itu….

Sekarang ini, di rumah Cuma berbuah pohon rambutan, ada tiga batang lho….., cukup puas deh menikmatinya, tapi sekarang ini buahnya dah mulai habis……..


Suatu hari, aku ingin mengambil sebuah jambu biji di depan rumah. Dari bawah pohon, aku melihat buah jambu biji tersebut sudah mengkilat n warnanya sedikit ke kuningan, nah itu artinya jambu biji tersebut sudah matang. Lalu aku mengambilnya, “hmmmm, kayaknya enak nih”, kataku. Kemudian aku cuci jambu itu, dan memakannya. Tapi, tersentak aku heran, kok keras dan pahit sih jambu ini???.
Kenapa nita?, kata mama ku dengan heran melihat raut muka ku ketika memakan buah jambu biji tersebut.
Ini ma, jambu biji ini kok keras dan pahit sih…, coba deh mama lihat nih, padahal kelihatan udah matang kan???, kata ku sambil memperlihatkan jambu biji yang baru aku petik dan memakannya.

“Ha, ha….ha….”, ada-ada saja kamu ini nak, kata mama.
Kok ketawa sih ma?, ada yang lucu ya?
Ya, kamu yang lucu.
Lucu kenapa ma?, jawabku dengan heran.
Ya I ya lah, jambu itu keras dan pahit….., belum matang sih. Buah jambu itu masih muda, makanya keras di gigit dan rasanya pahit, tunggu sebentar lagi biar matang dulu dan rasakan lembut dan manisnya buah itu.

Tapi ma, ini buahnya dah matang kok, coba tuh lihat warna dan bentuknya.
Makin lebar deh, ketawa mama melihat ku, nita sayang, buah ini belum matang nak, kalau dilihat sekilas sih, emang seperti kelihatan sudah matang, tapi coba kamu perhatikan lagi dengan teliti, untuk melihat matang atau belumnya buah jambu biji itu, lihatlah kelopak pada jambu tersebut. Jika kelopaknya sudah mulai hilang, dan buahnya mengkilat itu artinya buah sudah matang.

O, oooo, begitu ya ma, kata nita. Ma kasih ya ma…… mama paling pinter deh dan dah berpengalaman dalam hal ini………
Kataku sambil ketawa cekikikan…..ha….ha…ha…… aku tertipu…..aku tertipu, tapi nggak papa, aku bersyukur masih memiliki mama dan mendapat bimbingan dan penjelasan darinya.

0 komentar: